Sabtu, 03 September 2011
Laa Tahzan yaa Ummi
Ketika suatu ungkapan kesedihan ku lihat di wajahnya
Ingin ku basuh air matanya
Meski tak ia tampakkan
tetapi aku mengerti akan kepedihan ujian hidup ini
aku tahu ada segurat masalah dalam kehidupan
tetapi kesabaranlah yang ia tunjukkan
tak ada penyesalan bahkan tak ada dendam untuk orang lain
meskipun tak ia selalu menahan kepahitan akan kenyataan..
mungkin telah lama ia pendamkan semua ini
hingga akhirnya keluarlah apa yang dirasa
derai tangis menghiasi rumah kami malam itu
walaupun esok tak ada lagi..
wahai ibu..
tak pernah kau ajarkan aku tuk dendam dengan seseorang
meski ia telah berkali-kali menusuk hatimu
meski caci dan hinaan yang kau dapat
meski raut wajah kebencian yang kau lihat
meski permusuhan yang ia pilih
tetapi kau tak pernah menampakkan hal itu
tak pernah menunjukkan sakit hatimu di depannya..
rasa simpati selalu kau beri
dengan sapa dan senyuman
meski kau tahu akan dapat duri lagi darinya..
rasanya sakit sekali
ketika melihat hatimu terkoyak oleh sikapnya
ingin ku melampiaskan kesedihanmu selama ini
memberitahukan bahwa ada hati yang terluka karenanya
bahwa akan ada permusuhan karenanya
akan ada jurang-jurang perpecahan dihati kami..
tetapi aku tak berdaya tuk ungkapkan semua itu
tak bisa keluar satu patah kata pun dari mulutku
hanya ada rasa sesak dalam dada ini
hanya ada genangan kecil dalam mata ini
wahai ibu..
hanya bisa ku tampung dalam curahan malam..
karena Allah telah menguji kesabaran hatimu..
hamba pilihan Allah..
walaupun tak ada yang bersamamu
tetapi aku akan tetap ada dibelakangmu
untuk menyokong dan membantu beban hidupmu..
kelak izinkan aku tuk memberikan mahkota cahayaku
yang ku petik dari tilawah hari-hariku..
*Ya Rabb.. jadikanlah beliau, bidadari yang akan menghuni Jannah-MU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar