Senin, 11 Februari 2013

Aksi Tutup Aurat



Hari minggu pagi di bulan ini mengubah pagi yang biasa ku lewati. Ku bergegas menuju Monas pagi ini jam 7. Ku rapihkan semua pekerjaan rumahku jauh lebih awal. Aksi pertama yang ku lakukan di Monumen Nasional ahad pagi sungguh luar biasa, aksi mengenai hari tutup aurat nasional ini dihadiri oleh lembaga dakwah kampus dan juga aktivis dakwah membuat suasana semakin meriah. Disini meski banyak orang yang tak ku kenal namun kita menjadi satu untuk berorasi.

Hal pertama yang kami lakukan adalah membagi tiga kelompok besar akhwat dalam tiga titik, kami berkeliling membagikan stiker, jilbab dan juga elembaran taujih mengenai tutup aurat, sasaran kami adalah wanita, baik sudah berkerudung maupun yang belum berkerudung. Pada awalnya aksi ini seperti tak terkoordinir kami terpisah-pisah tak ada yang tahu kami sedang aksi. Namun aku tak kecewa dan tetap semangat membagikan stiker dan selebaran tata cara memakai jilab syar’i.

Di tengah-tengah kami membagikan stiker kelompok ikhwan membawa spanduk dan menyanyikan yel-yel dengan irama “iwa peyek” yang dirubah liriknya menjadi “ayo tutup ayo tutup auratmu” yang sontak membuat kami tersenyum segar. Mereka sungguh kreatif mengambil perhatian masa dan akhirnya kami pun bergabung dengan kelompok ikhwan untuk long match menyatukan suara berkeliling monas.

Pada saat itu kami menjadi sorotan pengunjung Monas, dan berhasil mengalahkan Dahlan Iskan yang juga sedang berada di monas dalam peluncuran bukunya. Sungguh menarik ketika event organizer mengeraskan suara untuk mengalahkan yel-yel kami, kami pun tak kalah diam sambil mengambil alih suara tersebut yang membuat kami sangat semangat untuk terus menyanyikan yel-yel.

Gema takbir yang diselingi dalam yel-yel tersebut membuat kami sangat semangat, terus membara dalam diri meski teriknya matahari dan juga lelahnya kaki dalam melangkah tak menyurutkan kami untuk terus berorasi.

Lewat ini mereka melihat kami,
lewat pakaian kami berdakwah
lewat jilbab kami berdakwah
lewat stiker “tutup aurat” kami berdakwah
dan lewat yel-yel selentingan kami berdakwah.

Itulah sensasi ketika kami menjadi satu. Sungguh menyenangkan, meski lelah kami harap banyak yang tersentuh hatinya dalam menutup aurat dan mengubah tanggal 14 februari menjadi hari tutup aurat nasional dan juga internasional.

Sungguh moment pertama dan sungguh mengesankan yang telah ku lakukan ahad 10 februari lalu. Dengan jalan seperti itu mengajarkanku untuk terus berdakwah tak pantang menyerah, menjadikanku lebih peka dengan lingkungan, membuat hati ini semakin menyadari pentingnya dakwah. Sebagai aktivis dakwah, yang berjuang membela dan menjaga agamaMU.

Sungguh berntung ku berada disini, mempunyai kesempatan ini, walau yang lain menghabiskan dirinya dengan tidur, nonton tv, atau bermalas-malasn di rumah. Namun ku semakin semangat akan kata “aktivis dakwah” tidak hanya kuliah pulang namun banyak pelajaran berharga yang ku dapat bukan dari bangku perkuliahan.

Aku sangat bersyukur bisa berorganisasi karena banyak ilmu, pengalaman, dan juga ikhwah baru yang ku dapat. Tidak hanya mementingkan IP atau IPK semata, namun juga bagaimana kita dapat berkontribusi mengembangkan intelektual dan kepekaan terhadap sesame, meki banyak kerikil tajam dan juga duri yang menghiasi jalan ini, aku mohon teguhkan aku untuk tetap berada dijalanMU..

Aamiin

sungguh terasa indah dan manisnya ukhuwah islamiyah,

Tidak ada komentar: