Sebuah judul bacaan yang menarik perhatian yang dituliskan oleh ust. Salim A Fillah. Ketika ada seminar dan bedah buku nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan yang dilaksanakan di ITI (Institute Teknologi Indonesia) ku ingin pergi kesana untuk mengikutinya. Bersama dengan teman liqo, kami menuju ITI yang kampusnya tidak terlalu jauh dari rumahku.
Kami tiba agak telat dari jadwal yang tertera namun tak banyak ketinggalan mengenai isi yang disampaikan. Ku dengarkan setiap kata dari ustadz Salim, mendengarnya sangta menyenangkan, bagaimana prosesi yang begitu cepat ia menikah sampai syetan pun tak mampu untuk menggoda. Ia hanya bertemu dengan istrinya empat kali hingga lamaran, aku sangat takjub melihat fenomena sekarang yang belum ada ikatan apa-apa namun intensitas bertemu sangat kuat, dengan kata-kata manis sebagai andalan laki-laki dan rayuan pembohongnya selalu menghiasi wanita yang ia cinta. Hmm… mungkin seperti ini zaman sudah tak bermoral.
Ku garis bawahi, dari bedah buku ini akan bahaya memandang lawan jenis, sungguh dahsyat dampaknya, ketika video diputar bahwa akibat memandang akan mempercepat ovulasi wanita, bertambah cepat hormone dopamine, dan menjadikan segalanya terjadi begitu cepat kearah perzinahan. Naudzubillah. Itulah mengapa Allah menyuruh baik laki-laki maupun perempuan untuk menahan pandangannya.. ku rasa semakin mengerikan saja yang bernama laki-laki, terjebak sedikit saja menimbulkan fitnah yang sungguh besar..
Kembali lagi dalam perjalanan pernikahan sang ustadz. Ku rasa awalnya tak ada cinta, lebih tepatnya tak ada jatuh cinta.. sang ustadz membangun cintanya setelah pernikahan, menjalani pacaran setelah menikah, dimana memandang adalah halal, dimana menggenggam halal, dan dimana kecemburuan istri menjadi penguat dalam pernikahan dan itu yang membuatnya semakin cinta dengan sang istri, setiap hari bertaaruf tanpa ada bosan dan jenuh. Hal yang perlu ditertegas bahwa dengan jalan pacaran belum tentu semuanya akan menuju jenjang pernikahan, belum tentu kenalan lama akan menuju pernikahan dan belum tentu 2 orang yang jatuh cinta akan menuju pernikahan. Sebab keharaman yang dijalani oleh manusia maka akan berdamak dari hasil pernikahannya.
Semakain kuat dalam diri bahwa tak ada yang perlu disesali, ini memang sudah jalannya. Dan Allah sedang menguji yang belum menikah, jika belum mampu untuk menikah maka perbanyaklah berpuasa. J
Subhanallah semakin termotivasi setelah mendengar cerita sang ustadz.
Ustadz Salim A Fillah pun memberi tips untuk melihat seseorang : yang pertama lihatlah hubungan ia kepada Allah dimana dalam hal ini adalah ketepatan akan sholat, takut meninggalkan sholat, bagi laki-laki menunaikan sholat di masjid, dan mengerjakan sholat-sholat sunah lain. Yang kedua lihatlah hubungan ia dengan Ibunya, seorang laki-laki yang baik adalah yang mementingkan ibunya, yang taat dan patuh pada ibunya, dan selalu berbakti dan memuliakan ibunya. Yang ketiga adalah hubungan ia dengan rekan sebaya, bagaimana pandangan orang lain terhadapnya apakah ia seorang yang baik budi pekertinya, rendah hati,sopan santun, bersahaja, bertanggung jawab, bertutur kata yang baik, disiplin, toleransi atau mungkin sebaliknya ia adalah seorang yang angkuh, sombong, tak mau mengalah, egois, tinggi hati, tidak bertanggung jawab, sangat menyebalkan, dan sifat-sifat lain. Pandangan dari orang lain pun perlu, karena sebelum menikah kita harus membuka mata, hati, dan telinga lebar-lebar, namun setelah menikah kita harus menutupnya rapat-rapat. Dan yang terakhir adalah hubungan ia dengan anak-anak. Seseorang yang baik dengan anak-anak maka ia adalah seorang yang penyayang dan penyantun, dirinya peka dan perhatian. Itulah keempat hal yang perlu diperhatikan, semoga bermanfaat.. J
Subhanallah begitu banyak ilmu baru dan semakin teduh pemikiran dengan tambahan ilmu, sungguh indah ketika “pacaran” dalam jalur kehalalan,yakni setelah menikah..semoga termotivasi untuk menerapkan SAY NO TO RELATIONSHIP AND SAY YES FOR MERRIED
Semoga ikhwahfillah selalu diteguhkan dalam mencari keridhoan Allah. Bahwa bukan dengan jalan jatuh cinta namun dengan jalan membangun cinta… mungkin sentilan pula bagiku bahwa menikah tak perlu pondasi awal cinta karena cinta akan tumbuh dari terbiasa bersama, terbiasa berdua, terbiasa bertemu dan terbiasa yang lain-lain dari dua orang yang belum mengenal sebelumnya, karena cinta yang tumbuh itu akan subur dan menjulang namun cinta yang jatuh itu akan sakit dan mungkin mati...
Dan satu kalimat terakhir Cintailah orang yang kita nikahi BUKAN nikahilah orang yang kita cintai.
Kupu-kupu Cinta
(SIGMA)
Pertemuan ini menjadi suatu berarti
Dikala diri menepi untuk warna-warna hati
Ruang-ruang jiwa hanya untuk maha kuasa
syair-syair cinta tercipta karna dia
Kupu-kupu cinta
terbanglah tinggi menuju jalannya
Hinggaplah engkau dibunga yang indah
Terbang bersama hembus angin cinta
Ya illahi Robbi
Tiada lain hanyalah namamu
Satukan Cinta ini dalam bingkai
Untaian ridhomu
Pertemuan ini menjadi suatu berarti
Dikala diri menepi untuk warna-warna hati
Dikala diri menepi untuk warna-warna hati
Ruang-ruang jiwa hanya untuk maha kuasa
syair-syair cinta tercipta karna dia
Kupu-kupu cinta
terbanglah tinggi menuju jalannya
Hinggaplah engkau dibunga yang indah
Terbang bersama hembus angin cinta
Ya illahi Robbi
Tiada lain hanyalah namamu
Satukan Cinta ini dalam bingkai
Untaian ridhomu
Pertemuan ini menjadi suatu berarti
Dikala diri menepi untuk warna-warna hati
3 komentar:
zaman sekarang sulit menemukan orang yang gak pacaran sebelum pernikahan..
tp tetap berusaha memperbaiki diri dan mencari,, hehehe
subhanAllah...
saya menikah tanpa pacaran hehehe kenal suami hanya 3 Minggu ta'aruf melalui sahabat dan menikah itu baru pertemuan yang ke 4 dengan suami
Posting Komentar