Sejak dulu aku sangat suka melihat wanita menganakan jilbab sungguh anggun dan memesona... setiap kali mereka lewat dihadapanku, tak berhenti ku melihatnya hingga ia hilang dalam pandanganku,, hingga saat ini..
Tepat masuk SMP ku putuskan untuk mengenakan kerudung, bukan jilbab.. waktu itu sangat jarang menemukan kerudung apalagi jilbab syar’i bisa dibilang 90% sulit.. sampai-sampai orang tua ku ragu apakah aku akan istiqomah dengan pilihanku...
Mulai masuk SMP yang berkerudung hanya 4 orang dalam satu angkatanku, angka yang fantastik minimnya siswi yang memutuskan hal yang sama denganku.. tetapi aku tak menyerah dengan semua ini, akan aku tunjukkan bahwa aku benar-benar serius ingin mengenakannya.. ketika itu tahun 2003 masih ada pelik dalam busana siswi hingga akhirnya pakaian olahraga pun tak ada yang berlengan panjang.. ya ku pasrahkan saja meski tak nyaman ku memakainya.. tetapi alhamdulillah ketika ku beranjak kelas 2 SMP aku bisa mendapatkan pakaian olahraga berlengan panjang J... Suhanalllah aku senang sekali... dan alhamdulillah tiap tahun jumlah siswi yang mengenakan kerudung semakin meningkat... aku sangat senang sekali.. J
Beranjak ku memasuki dunia putih abu-abu, ku mulai belajar mengenakan jilbab, walaupun awalnya kesulitan dalam memakainya, aku antisipasi dengan menggunakan mika jilbab hingga akhirnya aku bisa memakai jilbab dengan dalaman ‘ciput’ ..
Ketika ku kelas 1 SMA ku mulai menganal istilah akhwat dan ikhwan aku pun masuk dalam organisasi Islam yaitu IRMAS ‘Ikatan Remaja Masjid’, dari sanalah ku mengenal bagaimana pakaian yang syar’i dan aku mulai kagum dengan kakak kelasku yang mengenakan jilabab lebar.. aku sangat senang berjalan di belakangnya karena bisa melihat hijab lebarnya.. selain itu salah seorang temanku aktivis akhwat menganakan jilbab lebar, wajahnya yang cantik dengan bibirnya yang berwarna merah membutnya semakin bercahaya dengan jilbab lebarnya.. aku pun termotivasi untuk berjilbab lebar..
Sekarang aku ingi mengenakan jilbab di rumah, ya di dalam rumah pun ku kenakan.. banyak sekali yang menolak keputusannku, aku menyerah.. namun aku masih sangat ingat ketika ku membaca sebuah novel karangan Habibburrahman “Pudarnya Pesona Cleopatra” aku tersadar bahwa ‘wanita yang baik hanyalah untuk laki-laki yang baik dan wanita yang buruk adalah untuk laki-laki yang buruk’ masih terukur jelas dalam ingatanku.. bahwa akhwat sejati hanyalah untuk ikhwan sejati pula, akhwat yang menutup auratnya dengan sempurna itulah yang akan mendapat ikhwan yang baik.. sejak saat itu ku putuskan untuk mengenakan jilbab di rumah, meski ada keluargaku yang menyuruhku membukanya tetapi aku tetap istiqomah dengan pilihanku... aku tetap pada prinsip dan keyakinanku, bahwa setiap 1 helai rambut pun akan dimintai pertanggung jawabannya kelak karena tidak ditutup..
namun masih sebatas kerudung, keluargaku melarang aku untuk mengenakan jilbab lebar.. aku terima... L
Aku tahu ketakutan mereka karena waktu itu sedang hangat-hangatnya teroris di indonesia.. aku bersabar menunggu waktu yang pas, hingga aku masuk PT ‘Perguruan Tinggi’.. tak bisa dipungiri lagi bahwa aku ingin berjilbab besar dan akhirnya ku tampikkan semua prasangka kosong mereka.. dengan tingkahku yang tidak mengkhawatirkan mereka dan aku dapat bertanggung jawab dengan jilbabku ini.. hingga sekarang ku mengenakan pakaian yang aku inginkan sejak dulu..
Allahu Akbar.. J